A. Pemasangan kabel listrik, stop kontak dan saklar:
Pada bangunan baru sebaiknya pemasangan instalasi listrik dikerjakan sebelum dinding diplester.
Berikut langkah-langkah dalam pemasangan instalasi listrik:
1. Tentukan letak stopkontak pada tembok dan ketinggian stop kontak minimal 30 cm atau lebih dari lantai.
2. Pasang T dus pada dinding yang sudah ditentukan dengan cara dipaku langsung kedinding.
3. Pasang pipa conduit pada dinding, masukkan ujung pipa bagian bawah kelubang T dus sedangkan pipa bagian atas sejajar dengan ujung dinding
4. Pasang klem pada pipa agar pipa kuat dengan jarak antar klem 50cm.
5. Sebelum dinding diplester, pastikan tidak ada lobang pada pipa dan lobang
T dus diselotip untuk mencegah masuknya plesteran kedalam pipa atau T dus
sehingga dapat terjadi sumbatan yang akan menyulitkan saat penarikan kabel.
6. Setelah dinding diplester tahapan berikutnya adalah pemasangan kabel dan stop kontak.
Sambungkan kabel ke jalur utama instalasi dan masukkan kabel dari arah atas pipa conduit
sampai ke keluar T dus.
7. Pasang kabel pada kedua konektor stop kontak lalu dikencangkan sekrupnya.
Pastikan bagian api, netral dan grounding terpasang dengan benar dan tidak terbalik.
8. Masukkan box stop kontak kedalam T dus dan kencangkan kedua buah baut dari depan stop kontak agar penjepit stop kontak dapat merenggang dan menjepit dinding t dus.
Cek kelurusan box stop kontak (pastikan sejajar dan tidak miring) sebelum pengencangan.
9. Pastikan tidak ada rongga antara box stop kontak dan dinding, tambahkan sealant untuk
menutup celah atau rongga antara box stop kontak dan dinding.
10. Beberapa jenis stop kontak dipasaran dengan harga dan kualitas yang ditawarkan.
Untuk kualitas dan kemudahan pemasangan untuk standar industri direkomendasikan
menggunakan brand dari panasonic, MK (harga lebih mahal) sedangkan clipsal atau broco
memiliki harga lebih murah tetapi sulit dalam pemasangan.
Syarat lainnya:
1. Dihindari pecabangan kabel pada instalasi kabel yang ditanam didalam dinding
2. Hindari kebocoran atau kerusakan pipa karena saat pengecoran plester dapat masuk
kedalam pipa dan terjadi sumbatan yang akan menyulitkan saat penarikan kabel atau perbaikan.
3. Setiap sambungan harus dipastikan lagi diisolasi agar tidak ada rongga atau celah masuknya benda asing sehingga menyumbat jalur kabel.
Pemilihan kabel rumah:
Pemilihan kabel berdasarkan KHA (Kuat hantar arus) dan penggunanan serta pemasangan.
Tipe kabel dapat dilihat pada standar PUIL200 instalasi listrik pada gedung.
Umumnya pada instalasi rumah terdapat beberapa jenis kabel:
Untuk kabel PHB atau feeder panel menggunakan menggunakan diameter lebih besar
minimal 4mm2 (KHA =35A)
Kabel instalasi utama dari MCB ke saklar 2.5mm2 (KHA=25A)
Kabel untuk lampu dipakai 1.5mm2 (KHA 20 A)
Tipa kabel:
– NYM = kabel rumah termoplastik berselubung, dapat dipakai diatas, didalam dan dibawah plesteran juga diatas kayu. cocok untuk area kering dan lembab atau basah. harga lebih mahal dibanding NYA dan tidak tanah air
– NYA = kabel rumah termoplastik, dipasang didalam pipa dan tidak direkomendasikan untuk area lembab atau basah atau gudang dengan bahaya ledakan. Kelebihan harga lebih murah. Dapat dipakai sebagai kabel penghantar pembumian (PE)
– NYY = kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik dan tahan air. harga nya lebih mahal dibanding NYM.
Warna kabel
Inti rel:
1. Instalasi perlengkapan listrik : fase R, S, T warna masing2 merah, kuning, hitam
2. Penghantar netral = biru
3. Penghantar pembumian (PE) = loreng kuning – hijau
B. Pembumian/Grounding:
Pembumian yang baik dari suatu listrik sangat kritikal dalam menjaga keamanan instalasi
listrik dari bahaya kebakaran , petir serta arus bocor.
Tahanan pentanahan adalah nilai tahanan dari konduktor grounding yang ditanamkan didalam bumi. Tahanan pentanahan harus sekecil mungkin (o ohm) dan minimal 5 ohm.
Cara pemasangan:
-Pemasangan grounding rod harus melihat kondisi tanah disekitar bangunan.
-Jika tanah berpori dan gembur maka dengan mananamkan batang pipa ground sedalam 1m
sudah bisa didapat tahanan pentanahan 5ohm dimusim kemaru atau 1 ohm dimusim hujan.
-Pada tanah yang berpasir, tanah liat yang tidak berpori, tanah berbatu untuk mendapatkan
tahanan 5ohm memerlukan beberapa titik grounding dengan kedalaman 3-5 meter dan jarak
antar titik minimal 2x panjan batang pipa (10m)
-Cara lain pemasangan grounding adalah dengan memanfaatkan instalasi baja/besi pada tiang beton rumah. Karena pada beton bertulang bagian bawah pondasi selalu menyentuh
tanah. Bagian konduktor grounding dapat disambungkan ke baja atau besi beton pada tiang
beton sehingga didapatkan tahanan pentanahan 5ohm atau kurang tergantung dari jenis Tanah dan kedalaman pondasi tanah.
-Kabel netral dapat dijumper digabungkan dengan kabel grounding pada box terminal PHB.
Pada jaringan PLN kabel netral sudah digrounding. Tetapi untuk meningkatkan keamanan terhadap tegangn sentuh (misal jika ada peralatan listrik yang isolasinya bocor) maka kabel netral tadi dapat digroundingkan lagi.
C. Penangkal petir
jika rumah 2 lantai dan tidak ada pohon dan bangunan disekitarnya lebih tinggi
dari atap rumah, sedangkan daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki tingkat curah
hujan tinggi dan sering terjadi petir seperti daerah (depok, bogor, sawangan,ciputat) maka
untuk menghindari resiko tersambar petir pada atap rumah wajib dipasang penangkal petir.
-Tahanan penangkal petir harus kecil dari 1 ohm.
-Kabel grounding penangkal petir harus terjaga selalu terpasang pada batang grounding.
Sambungan grounding agar tidak karatan apalagi terlepas dari pentanahan.
-Jika sambungan penghantar ground terlepas dari batang pentanahan akan berakibat fatal
karena energi yang besar dari sambaran petir tidak berhasil disalurkan langsung ketanah
namun akan mencari benda disekitar bangunan sehingga terjadi ledakan dan kebakaran.
D. Melakukan pengukuran tahanan isolasi kabel
Pengukuran besarnya tahanan isolasi kabel dengan menggunakan alat Megger (mega ohm metter)
Cara pakai:
megger akan meninjeksikan tegangan 1000VDC pada kabel yang akan diukur tahanan isolasinya.
Standar pengukuran:
Peraturan PUIL 2000:
Setiap tegangan 1 volt harus memiliki tahanan isolasi minimal 1 ohm.
Maka jika tegangan kerja 220-240 Volt maka tahanan isolasi minimal 240 ohm.
Jika kurang dari 240 ohm maka tahanan isolasi kabel sudah termasuk kategori bocor.
Jika tahanan isolasi 0 ohm, instalasi listrik sudah dinyatakan sebagai hubung singkat.
Kabel baru biasanya memiliki tahanan isolasi > 30 000 ohm/ 30 M ohm.
Pada kualitas kabel yang bagus setelah 25 tahun umumnya tahanan isolasi masih > 2000 ohm
E. Melakukan pengukuran tahanan pentanahan/grounding
Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan grounding adalah dengan menggunakan earth tester
Standar pengukuran:
Peraturan PUIL 2000:
Nilai tahanan grounding minimal 5 ohm untuk tanah ganbut atau 10 ohm untuk tanah berpasir.