Meskipun kondisi ekonomi masih cenderung melambat namun pasar properti masih cukup bagus. Hanya saja pertumbuhannya tidak terlalu signifikan dibanding dengan tahun-tahun sebelum pandemic Covid-19.
Sekarang mulai terjadi pergeseran dimana penjualan unit apartemen juga naik signifikan. Hal ini Karena masyarakat sudah menilai apartemen menjadi pilihan menarik diperkotaan baik untuk hunian maupun investasi. Sehingga dalam tiga tahun terakhir ini setiap kali ada apartemen baru – apalagi bila lokasinya strategis dan didukung dengan fasilitas yang memadai– maka konsumen seakan berlomba untuk membeli apartemen.
Kedepan nya hunian Apartment & Perkantoran yang berkonsep GoGreen sangat diminati saat dengan konsep gogreen bangunan apartment juga menyatu dengan alam.
Harto Laksono, direktur PT Intiland Grande menambahkan, selama trwiulan pertama penjualan residential masih cukup bagus. Bahkan lebih bagus dibanding tahun lalu. Selain didorong berbagai gimmick dari developer, program perbankan bunga KPR murah cukup berimbas signifikan.
“Cukup bagus tiga bulan pertama ini. Rumah dengan harga Rp 2-3 miliaran yang paling banyak diminati. Perbankan dengan bunga ringan dampaknya cukup besar,” kata Harto.
Harto mengaku untuk mendorong market, developer cenderung memberikan banyak kemudahan sepertii down payment (DP) ringan dengn cicilan panjang. Selain itu juga ada subsidi bunga sehingga cicilan konsumen semakin murah.
Di tempat terpisah, pengamat properti Anton Sitorus mengatakan, di tengah tekanan yang cukup berat di sektor bisnis, sektor properti diprediksi masih tetap tumbuh meski tipis. Setidaknya survey yang dilakukan Bank Indonesia (BI) terhadap pelaku bisnis memperkirakan bisnis properti masih bergerak, setidaknya sepanjang tiga bulan pertama 2018. “Dalam kondisi sekarang ini, properti memang cenderung stagnan. Kalaupun tumbuh, tipis,” ujar Anton.
Hasil survey BI mencatat kenaikan harga properti, khususnya residensial masih berlanjut di triwulan I 2018 ini. Sepanjang tiga bulan pertama 2018, BI memperkirakan harga rumah rata-rata akan naik 1,22 persen untuk seluruh tipe, baik segmen menengah bawah, menengah dan menengah atas. Secara tahunan, harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan yang melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan I-2018, harga properti residensial diperkirakan naik sebesar 2,98 persen yoy, lebih rendah dibanding 3,5 yoy pada triwulan I- 2017.
Menurut Anton, ada beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan sektor property cenderung stagnan. Di antaranya daya beli yang menurun. “Banyak pertimbangan sehingga orang sampai kepada keputusan orang membeli rumah untuk saat ini,” kata dia. Calon pembeli akan melihat harga jual yang ditawarkan, apakah masih ideal atau sudah dianggap terlalu mahal, dan seberapa penting kebutuhan untuk membeli rumah, apakah harus secepatnya atau bisa ditunda.