SOP Mengoprasikan Crane:
Crane merupakan alat kerja angkat yang memiliki tingkat resiko yang tinggi Karena berfungsi mengangkat dan memindahkan beban-beban berat berupa benda2 kontruksi, baja, beton, dan alat mobilisasi lainya.
SOP (Standar Operasioanl Prosedur) digunakan untuk memastikan pekerjaan dilakukan sesuai standar yang berlaku. Dan memastikan pengoperasian nya aman pekerja disekitar nya dan benda yang diangkat.
Standar ini ditetapkan oleh lembaga terdiri dari:
- ANSI: American National Standard Institute
- CMAA: Crane Manufacturer Association of America
- CSA: Canadian Standards Association
- OHSA: Occupational Safety & Health Administration
- DEPNAKERTRANS: Peraturan Mentri Tenaga Kerja tentang Pesawat Angkat dan Angkut
Pengoperasian crane terdiri dari:
- Mobilisasi ke lokasi kerja/site
- Persiapan Operasi
- Menghidupkan
- Menjalankan/Pembebanan
- Mematikan/Stop
Prosedur saat proses pengoperasian crane:
- Persiapan operasi:
- Lakukan pengecekan/pemeriksaan terhadap komponen pengangkatan seperti: wire rope/sling, rem, motor, alarm dan kontrol, drum, block hoist, hook block, kedudukan crane, kondisi lokasi area yang dapat mengganggu dan menimbulkan bahaya.
- Sterilisasi lokasi kerja dari pergerakan orang atau kendaraan lainnya.
- Lakukan pengecekan menyeluruh sesuai checklist kerja (Lembar Ijin Operasi Crane)
- Pada saat pengangkatan beban bila ada indikasi terjadi drift, maka segera hentikan operasi dan lakukan perbaikan/penyetelan brake/rem nya atau lakukan plugging
- Kecepatan harus dalam batas rate kecepatan yang diperkenankan. Bila kecepatan maksimal akan berpengaruh kepada komponen motor/resistor lebih cepat panas
- Peralatan alarm harus difungsikan (ON) saat crane bergerak untuk memberikan peringatan kepada orang disekitarnya saat crane melakukan pekerjaan
- Dilarang membebani crane melebihi kapasitas maksimum
- Pengangkatan beban harus tegak lurus/vertikal dan memindahkan beban mendatar/horizontal
- Dilarang memindahkan beban dengan posisi hoist wire rope miring atau diseret dengan gerakan swing
- Dilarang keras menarik beban dari posisi samping. Praktek demikian akan menyebabkan beban terayun sehingga beban dapat terlepas dari ikatannya dan terjatuh. Cara ini juga dapat menyebabkan wire rope menumpuk pada drum.
- Pengangkatan beban harus dilakukan secara perlahan-lahan untuk menghindari tertumpuknya hoist wire rope pada drum.
- Crane harus dioperasikan oleh orang yang sudah beri autoritas, sudah ditraning dan memiliki lisensi.
- Jangan lakukan pengangkatan beban yang labil (tidak aman). Perbaiki dulu stabilitas beban. Gunakan tali tambera untuk mengontrol beban yang panjang dan lebar tipis (lebaran plat baja)
- Periksa kawat sling sebelum digunakan
- Harus ada signal man yang memberi aba-aba dan hanya boleh diberikan oleh satu orang. Jika keadaan darurat setiap orang boleh memberikan aba-aba agar crane dihentikan (stop)
- Hindari menurunkan Hook Block hingga titik terendah (ujung TKB mati pada drum terlampui). Sisakan minimal dua lingkar tali kawat baja pada drum agar arah turun/naik system hoist sesuai dengan yang ada didalam system kendali.
- Jika Hook Block diturunkan terlalu jauh dan TKB mulai menggulung kearah putaran yang berlawanan, STOP SEGERA. Pastikan gulungan sesuai arah yang benar dengan lever kontrolnya.
- Hindari mengangkat beban panas diatas orang atau disampingnya
- Untuk magnet crane, dilarang mengangkat beban diatas orang dan peralatan lain. Karena jika listrik tiba-tiba mati dengan sendirinya beban lepas sehinggga dapat menimpa orang dibawahnya.
- Dilarang menggunakan bumper sebagai rem/brake. Jangan mengentikan crane dengan benturan
- Pastikan gigi pada penjepit masih layak pakai dan tidak tumpul. Gigi yang tumpul dapat menyebabkan beban terlepas dari jepitan
- Seluruh overhead crane harus dilengkapi APAR.
- Rated capacity harus tertera pada OHC atau Trolley. Dilarang mengangkat beban melebihi kapasitas beban. Batas aman (medium risk) tingkat beban dibawah 75% dari capcity crane.
- Memasang tanda bahaya dan LOTO saat perbaikan crane.